Ikan Nilem atau Osteochillus hasellti merupakan jenis ikan endermik (asli Indonesia). Hidup di sungai dan rawa-rawa. Ikan ini tidak begitu populer dikalangan masyarakat, kecuali di daerah priangan. Berdasarkan warna tubuhnya, di Indonesia terdapat dua jenis nilem yaitu nilem yang bagian punggungnya berwarna coklat gelap atau coklat kehijauan dan warna satu lagi yang berwarna merah pada bagian punggungnya.
Bentuk tubuhnya sepintas mirip dengan ikan mas yang ternyata cukup beralasan karena nilem masuk dalam anggota suku cyprinidae. Di Indonesia nilem dikenal dengan banyak nama yaitu nilem, lehat, magut, regis, milem, muntu, palung, pawas, puyau, asang, penopa, dan karper. Ikan nilem ini mempunyai sifat makan herbivora, penyebarannya diketahui juga berada di Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Kambodja.
Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Cyprinoidae
Familia : Cyprinidae
Genus : Ostechilus
Spesies : Ostechilus hasselti C.V
(cuvier and valenciennes)
Habitat ikan nilem di alam hidup pada perairan yang ditumbuhi pakan alami dari kelompok peryphyton seperti cyanophyceae, cholophyceae yang merupakan makanan penting invertebrata, berudu, dan ikan.
Ikan nilem memiliki potensi reproduksi yang cukup tinggi. Seekor betina nilem dapat menghasilkan telur sebanyak 80.000 - 110.000 butir telur per kg bobot induk dan dapat memijah sepanjang tahun . Secara alami pemijahan ikan nilem di mulai pada awal musim penghujan dan nilem dapat mulai memijah pada umur sekitar satu tahun dengan panjang tubuhnya sudah mencapai sekitar 20 cm dan berat di atas 12- gram. Telur ikan nilem berukuran diameter antara 0,8 - 1,2 mm, telurnya banyak mengandung kuning telur tyang mengumpul pada suatu kutub. Warna telur nilem transparan dan bersifat demersal atau terbenam di dasar perairan.
KEBIASAAN YANG MENJADI MANFAAT
Ikan nilem biasa dibudidayakan orang di Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat. Ikan ini digemari telur-telurnya karena rasanya yang lezat. Akan tetapi sekarang produksinya cenderung menurun, sementara umumnya nilem dipelihara sebagai produk sampingan dari kolam-kolam pemeliharaan ikan mas, nila, atau gurami.
Satu percobaan yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mendapatkan bahwa ikan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus memakan aneka fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga berpeluang untuk digunakan sebagai pembersih air danau.
Ikan nilem memakan berbagai jenis fitoplankton yang tergolong ke dalam suku-suku Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiaceae.
Semenjak populernya "terapi kaki" menggunakan GARRA RUFA, ikan NILEM menjadi alternatif karena memiliki perilaku sama, yaitu mengerumuni kaki yang dicelup ke dalam kolam dan memakan kulit ari kaki.
Satu percobaan yang dilakukan di Danau Maninjau, Sumatera Barat, mendapatkan bahwa ikan nilem yang tidak diberi pakan secara khusus memakan aneka fitoplankton yang terdapat di danau, sehingga berpeluang untuk digunakan sebagai pembersih air danau.
Ikan nilem memakan berbagai jenis fitoplankton yang tergolong ke dalam suku-suku Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiaceae.
Semenjak populernya "terapi kaki" menggunakan GARRA RUFA, ikan NILEM menjadi alternatif karena memiliki perilaku sama, yaitu mengerumuni kaki yang dicelup ke dalam kolam dan memakan kulit ari kaki.
Baca juga artikel kami lainnya di website resmi kami essence aquatic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar